Selasa, 17 Februari 2015

Perjuangan Belum Berakhir. . .

Semua siswa hiruk pikuk dalam keterharuan dan kesenangan akan kelulusan masing-masing. Tak terkecuali Nadia, gadis yang sering kali dipanggil “kecil” oleh teman-teman juga ikut menikmati hiruk pikuknya. Nadia sangat senang karna dia berhasil membuat bangga kedua orang tuanya. Dia mendapatkan gelar “nilai akhir kedua terbaik ditingkat jurusanya yaitu IPS. Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai semua mata pelajaran yang ada di ilmu sosial tetapi karna takdir membawanya untuk berada dalam jurusan ini, Nadia mencoba menekuninya dan berusaha keras mencintainya. Awal penjurusan di SMA nya Nadia lebih memilih ke dalam jurusan IPA karna sejak Nadia duduk di bangku SMP dia ingin menjadi seorang dokter hewan hal ini disebabkan dia sangat menyukai kucing. Ah sudahlah, itu hanya masalalu dan sekarang dia harus memikirkan langkah lanjutan untuk pendidikannya. Iya, gadis yang akrab disapa “kecil” ini akan melanjutkan pendidikannya di sebuah Universitas. Nadia akan menjadi seorang mahasiswa.

****

Pendaftaran masuk Universitas sudah dibuka dengan jalur pertama adalah undangan atau SNMPTN. Nadia mulai mendaftarkan dirinya di web resmi SNMPTN. Dengan harapan dan pilihan yang mantap dia memilih 2 universitas terkemuka di Malang (Universitas Brawijaya) dengan prodi “Psikologi” dan “Administrasi Bisnis”. Sedangkan di Surabaya (Universitas Airlangga) Nadia dengan mantap memilih prodi ”Psikologi”. Entahlah, hatinya selalu memikirkan dia ingin berada di Universitas yang cukup terkenal itu. Psikologi, dia sangat tertarik dengan ilmu yang berada di dalamnya. Kelak dia ingin menjadi seorang psikolog yang hebat di masa mendatang, hanya itu harapannya.

Setelah Nadia menunggu cukup lama, 2-3 bulan Nadia mendapat info bahwa pengumuman penerimaan SNMPTN akan diumukan pada tanggal 7 Juli tahun 2013. Dengan harap-harap cemas dan perasaan yang campur aduk dia membuka web resmi yang sama ketika dia mendaftarkan diri.

Oh ya Tuhan, matanya mulai panas dan tak terasa air bening hangat menetes di pipinya, dia terpukul dan tak bisa berkata apapun bahkan badannya terasa lemas dan tulangnya tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Nadia yang ketika mendaftarkan diri dan berharap dia diterima di salah satu Universitas yang dia impikan ternyata apa kenyataannya? Dia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan pendidikan disitu. Hatinya benar-benar hancur saat itu. Entah harus bagaimana dia bercerita dengan orang tuanya. Mengetahui anaknya menangis ibu Nadia memeluknya erat, tanpa bertanya apapun sepertinya ibu Nadia sudah mengetahui kenapa anaknya seperti ini. Dengan lembut ibu Nadia berkata kamu bisa mencoba kesempatan di penerimaan Universitas selanjutnya. Tetapi Nadia patah semangat, dia iri melihat teman-temannya yang sudah terdaftar sebagai mahasiswa. Dia merasa sangat bodoh saat itu. Kenapa seperti ini? Tak henti-hentinya dia menangis di dalam pelukan ibunya. Tidak. Nadia tidak boleh seperti ini dia harus tetap berjuang dan tetap membahagiakan orang tuanya. SBMPTN telah dibuka, dan lagi Nadia mendaftarkan dirinya di Universitas yang sama Universitas Brawijaya dengan memilih prodi tetap Psikologi dan Universitas Airlangga dengan tetap mengambil prodi yang sama. Sementara itu, dia bertanya kepada ibunya? Apakah yang ibu inginkan? Ibu Nadia menginginkan yang terbaik dengan pilihan Nadia sendiri. Formulir masih kosong dengan pilihan 1 Universitas dan 1 prodi. Saat itu nadia sangat bingung, dengan tanpa kesengajaan di memilih Universitas Negeri Surabaya dan prodi Administrasi Perkantoran. Nadia pikir setelah Om nya bercerita bahwa sarjana ekonomi pasti dibutuhkan sampai kapanpun dia mulai pasrah nantinya dia akan kemana dan seperti apa.

****

Pengumuman SBMPTN sudah diterbitkan, kali ini Nadia tidak terlalu berharap banyak karna ayahnya sudah mendaftarkan dirinya di sebuah lembaga pelatihan kerja dan keesokan harinya dia akan mengikuti ospek di lembaga tersebut. Baik, dia pasrah tanpa harapan apapun. Di bukanya web SBMPTN dan ternyata dia diterima di salah satu Universitas yang mungkin tidak di inginkan saat itu. Universitas Negeri Surabaya. Saat itu hatinya sangat bimbang , dia harus senang atau sedih dia tidak tahu tapi air matanya terus mengalir. Dia harus menjalani sebagai mahasiswa di kampus yang tidak pernah tahu seluk beluknya dan tidak pernah terfikir olehnya. Apakah dia harus melepaskannya dan mengikuti saran ayahnya untuk melanjutkan disebuah lembaga pelatihan kerja? . benar, ini posisi yang sangat sulit. Nadia harus bagaimana dan apa yang harus dilakukan? Dengan saran dari ibunya yang Nadia percaya bahwa itu terbaik dan akan membuat orangtuanya senang Nadia memutuskan untuk mempertahankan dan menjalani pendidikan di Surabaya.

****

Nadia gadis kecil yang tidak pernah sedikitpun keluar rumah tanpa kakak ataupun saudaranya harus berjuang sendirian dan pasti diluar sana akan menemukan karakter orang berbeda-berbeda merasa hatinya sangat perih. Bahkan awal semester dia selalu pulang kerumah setiap minggunya karna dia merasa sangat takut sendirian. Nadia sering menangis, ini terlalu kejam fikirnya. Dua semester dia mengalami banyak konflik dan ingin rasanya dia meninggalkan pendidikannya untuk bekerja. Tapi nadia berfikir ulang bahwa itu akan menyakiti orang tuanya dan Nadia ingat satu hal Nadia disini karna bantuan biaya dari pemerintah, masih banyak orang yang  membutuhkan. Sedangkan dia yang sudah mendapatkan akan meninggalkannya? Itu tidak mungkin dilakukan, kau jangan gila nadia. Gertaknya dalam hati.

****

Nadia kini harus bangkit, dia tidak boleh meratapi dan merasa sendiri. Nadia harus menanamkan bahwa orang tuanya selalu mendoakan disana. Memasuki semster ketika dia semakin menguatkan hatinya, belajar dengan rajin dan harus memperbaikin nilainya mengingat semeseter 2 kemarin nilainya jatuh secara drastis. Dia berusaha menyukai dan menekuni apa yang ia dapatkan sekarang seperti ketika di SMA dulu. Hal yang ingin dapatkan ternyata tak seuai yang diinginkan tetapi ketika dijalani dan berusaha sabar akan ada kebahagiaan nantinya. Semangatnya terus dipacu, orang tua dan sahabat yang selalu mendukung menjadi kekuatan tersendiri untuknya. Bentengnya tidak boleh ambruk dan rapuh lagi dai harus berusaha keras dan keras lagi di setiap semesternya meski banyak konflik yang menyelimuti disepanjang perjalanannya.

Akhir semseter 3 dia cukup bahagia IP nya naik dan dia sekarang akan berada di semester 4 berarti dia harus belajar agar setiap semesternya selalu meningkat. Kini dia percaya bahwa ini yang terbaik dan harus diterima bahwa kenyataan sekarang dia menjadi seorang mahasiswi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang pada akhirnya akan menjadikan dia seorang “Pendidik”. Iya, hal yang daridulu tidak pernah terfikirkan dan bahkan dia tidak menginginkannya. Ini sudah terjadi, sekarang dijalani. entah nanti dia menjadi seorang pendidik atau apapun dia berusaha mensyukurinya. Namun, dalam hati kecilnya dia tetap ingin menjadi seorang psikolog hebat hal itu sangat susah dihilangkan dari pikirannya hingga terpatri ke hatinya. Untuk hidup sekarang, dia menikmatinya. Yang harus dicapainya adalah kebahagiaan dirinya serta orangtua yang telah merawatnya hingga sebesar ini entah dengan profesi apapun itu. Sekalipun dia jadi “Pendidik” yang pada dirinya tidak ada kemampuan itu, Nadia akan mencoba seiring pembelajaran yang akan diterima disemester-semester selanjutnya. Tapi andai Nadia ketika lulus dan bisa diterima di Bank Central Asia (BCA) dia pasti akan senang. Karna itu bagian dari impian yang harus segera diwujudkan. Nadia juga ingin berbisnis peternakan sapi perah dan jasa travel yang saat ini dan sampai kapanpun akan digemari dan diminati oleh orang banyak.

Sekarang, senyum semangat harus terjaga dan selalu ditambah. Sabar, ikhlas, tawakal serta usaha yang tidak pernah ditinggalkan oleh nya karena Nadia ingin segera membahagiakan ayah ibunya. Baginya ayah ibu adalah penopang sekaligus penyemangatnya untuk sekarang dan seterusnya ketika teman bahkan sahabatnya menghianatinya berkali-kali.  Doa yang selalu dipanjatkan nya “Segerakan sukses ku ya Tuhan.. agar ayah ibuku selalu bangga dan bahagia memiliki anak seperti aku yang terkadang mengecewakan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar