Perjuangan Belum Berakhir. . .
Semua
siswa hiruk pikuk dalam keterharuan dan kesenangan akan kelulusan
masing-masing. Tak terkecuali Nadia, gadis yang sering kali dipanggil “kecil”
oleh teman-teman juga ikut menikmati hiruk pikuknya. Nadia sangat senang karna
dia berhasil membuat bangga kedua orang tuanya. Dia mendapatkan gelar “nilai
akhir kedua terbaik ditingkat jurusanya yaitu IPS. Sebenarnya dia tidak terlalu
menyukai semua mata pelajaran yang ada di ilmu sosial tetapi karna takdir
membawanya untuk berada dalam jurusan ini, Nadia mencoba menekuninya dan
berusaha keras mencintainya. Awal penjurusan di SMA nya Nadia lebih memilih ke
dalam jurusan IPA karna sejak Nadia duduk di bangku SMP dia ingin menjadi
seorang dokter hewan hal ini disebabkan dia sangat menyukai kucing. Ah sudahlah,
itu hanya masalalu dan sekarang dia harus memikirkan langkah lanjutan untuk
pendidikannya. Iya, gadis yang akrab disapa “kecil” ini akan melanjutkan
pendidikannya di sebuah Universitas. Nadia akan menjadi seorang mahasiswa.
****
Pendaftaran
masuk Universitas sudah dibuka dengan jalur pertama adalah undangan atau
SNMPTN. Nadia mulai mendaftarkan dirinya di web resmi SNMPTN. Dengan harapan
dan pilihan yang mantap dia memilih 2 universitas terkemuka di Malang
(Universitas Brawijaya) dengan prodi “Psikologi” dan “Administrasi Bisnis”.
Sedangkan di Surabaya (Universitas Airlangga) Nadia dengan mantap memilih prodi
”Psikologi”. Entahlah, hatinya selalu memikirkan dia ingin berada di Universitas
yang cukup terkenal itu. Psikologi, dia sangat tertarik dengan ilmu yang berada
di dalamnya. Kelak dia ingin menjadi seorang psikolog yang hebat di masa
mendatang, hanya itu harapannya.
Setelah
Nadia menunggu cukup lama, 2-3 bulan Nadia mendapat info bahwa pengumuman
penerimaan SNMPTN akan diumukan pada tanggal 7 Juli tahun 2013. Dengan
harap-harap cemas dan perasaan yang campur aduk dia membuka web resmi yang sama
ketika dia mendaftarkan diri.
Oh
ya Tuhan, matanya mulai panas dan tak terasa air bening hangat menetes di
pipinya, dia terpukul dan tak bisa berkata apapun bahkan badannya terasa lemas
dan tulangnya tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Nadia yang ketika
mendaftarkan diri dan berharap dia diterima di salah satu Universitas yang dia
impikan ternyata apa kenyataannya? Dia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan
pendidikan disitu. Hatinya benar-benar hancur saat itu. Entah harus bagaimana
dia bercerita dengan orang tuanya. Mengetahui anaknya menangis ibu Nadia
memeluknya erat, tanpa bertanya apapun sepertinya ibu Nadia sudah mengetahui
kenapa anaknya seperti ini. Dengan lembut ibu Nadia berkata kamu bisa mencoba
kesempatan di penerimaan Universitas selanjutnya. Tetapi Nadia patah semangat,
dia iri melihat teman-temannya yang sudah terdaftar sebagai mahasiswa. Dia
merasa sangat bodoh saat itu. Kenapa seperti ini? Tak henti-hentinya dia
menangis di dalam pelukan ibunya. Tidak. Nadia tidak boleh seperti ini dia
harus tetap berjuang dan tetap membahagiakan orang tuanya. SBMPTN telah dibuka,
dan lagi Nadia mendaftarkan dirinya di Universitas yang sama Universitas
Brawijaya dengan memilih prodi tetap Psikologi dan Universitas Airlangga dengan
tetap mengambil prodi yang sama. Sementara itu, dia bertanya kepada ibunya?
Apakah yang ibu inginkan? Ibu Nadia menginginkan yang terbaik dengan pilihan
Nadia sendiri. Formulir masih kosong dengan pilihan 1 Universitas dan 1 prodi.
Saat itu nadia sangat bingung, dengan tanpa kesengajaan di memilih Universitas
Negeri Surabaya dan prodi Administrasi Perkantoran. Nadia pikir setelah Om nya
bercerita bahwa sarjana ekonomi pasti dibutuhkan sampai kapanpun dia mulai
pasrah nantinya dia akan kemana dan seperti apa.
****
Pengumuman
SBMPTN sudah diterbitkan, kali ini Nadia tidak terlalu berharap banyak karna
ayahnya sudah mendaftarkan dirinya di sebuah lembaga pelatihan kerja dan
keesokan harinya dia akan mengikuti ospek di lembaga tersebut. Baik, dia pasrah
tanpa harapan apapun. Di bukanya web SBMPTN dan ternyata dia diterima di salah
satu Universitas yang mungkin tidak di inginkan saat itu. Universitas Negeri
Surabaya. Saat itu hatinya sangat bimbang , dia harus senang atau sedih dia
tidak tahu tapi air matanya terus mengalir. Dia harus menjalani sebagai
mahasiswa di kampus yang tidak pernah tahu seluk beluknya dan tidak pernah
terfikir olehnya. Apakah dia harus melepaskannya dan mengikuti saran ayahnya
untuk melanjutkan disebuah lembaga pelatihan kerja? . benar, ini posisi yang
sangat sulit. Nadia harus bagaimana dan apa yang harus dilakukan? Dengan saran
dari ibunya yang Nadia percaya bahwa itu terbaik dan akan membuat orangtuanya
senang Nadia memutuskan untuk mempertahankan dan menjalani pendidikan di
Surabaya.
****
Nadia
gadis kecil yang tidak pernah sedikitpun keluar rumah tanpa kakak ataupun
saudaranya harus berjuang sendirian dan pasti diluar sana akan menemukan
karakter orang berbeda-berbeda merasa hatinya sangat perih. Bahkan awal
semester dia selalu pulang kerumah setiap minggunya karna dia merasa sangat
takut sendirian. Nadia sering menangis, ini terlalu kejam fikirnya. Dua
semester dia mengalami banyak konflik dan ingin rasanya dia meninggalkan
pendidikannya untuk bekerja. Tapi nadia berfikir ulang bahwa itu akan menyakiti
orang tuanya dan Nadia ingat satu hal Nadia disini karna bantuan biaya dari
pemerintah, masih banyak orang yang
membutuhkan. Sedangkan dia yang sudah mendapatkan akan meninggalkannya?
Itu tidak mungkin dilakukan, kau jangan gila nadia. Gertaknya dalam hati.
****
Nadia
kini harus bangkit, dia tidak boleh meratapi dan merasa sendiri. Nadia harus
menanamkan bahwa orang tuanya selalu mendoakan disana. Memasuki semster ketika
dia semakin menguatkan hatinya, belajar dengan rajin dan harus memperbaikin
nilainya mengingat semeseter 2 kemarin nilainya jatuh secara drastis. Dia
berusaha menyukai dan menekuni apa yang ia dapatkan sekarang seperti ketika di
SMA dulu. Hal yang ingin dapatkan ternyata tak seuai yang diinginkan tetapi
ketika dijalani dan berusaha sabar akan ada kebahagiaan nantinya. Semangatnya
terus dipacu, orang tua dan sahabat yang selalu mendukung menjadi kekuatan
tersendiri untuknya. Bentengnya tidak boleh ambruk dan rapuh lagi dai harus
berusaha keras dan keras lagi di setiap semesternya meski banyak konflik yang
menyelimuti disepanjang perjalanannya.
Akhir
semseter 3 dia cukup bahagia IP nya naik dan dia sekarang akan berada di
semester 4 berarti dia harus belajar agar setiap semesternya selalu meningkat.
Kini dia percaya bahwa ini yang terbaik dan harus diterima bahwa kenyataan
sekarang dia menjadi seorang mahasiswi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
pada akhirnya akan menjadikan dia seorang “Pendidik”. Iya, hal yang daridulu
tidak pernah terfikirkan dan bahkan dia tidak menginginkannya. Ini sudah
terjadi, sekarang dijalani. entah nanti dia menjadi seorang pendidik atau
apapun dia berusaha mensyukurinya. Namun, dalam hati kecilnya dia tetap ingin menjadi
seorang psikolog hebat hal itu sangat susah dihilangkan dari pikirannya hingga
terpatri ke hatinya. Untuk hidup sekarang, dia menikmatinya. Yang harus
dicapainya adalah kebahagiaan dirinya serta orangtua yang telah merawatnya
hingga sebesar ini entah dengan profesi apapun itu. Sekalipun dia jadi
“Pendidik” yang pada dirinya tidak ada kemampuan itu, Nadia akan mencoba
seiring pembelajaran yang akan diterima disemester-semester selanjutnya. Tapi
andai Nadia ketika lulus dan bisa diterima di Bank Central Asia (BCA) dia pasti
akan senang. Karna itu bagian dari impian yang harus segera diwujudkan. Nadia
juga ingin berbisnis peternakan sapi perah dan jasa travel yang saat ini dan
sampai kapanpun akan digemari dan diminati oleh orang banyak.
Sekarang,
senyum semangat harus terjaga dan selalu ditambah. Sabar, ikhlas, tawakal serta
usaha yang tidak pernah ditinggalkan oleh nya karena Nadia ingin segera
membahagiakan ayah ibunya. Baginya ayah ibu adalah penopang sekaligus penyemangatnya
untuk sekarang dan seterusnya ketika teman bahkan sahabatnya menghianatinya
berkali-kali. Doa yang selalu
dipanjatkan nya “Segerakan sukses ku ya Tuhan.. agar ayah ibuku selalu bangga
dan bahagia memiliki anak seperti aku yang terkadang mengecewakan”